Saturday, May 30, 2009

BAHAYA KEGEMUKAN

Masalah kegemukan selalu dikaitkan pada keturunan. Padahal, kegemukan lebih sering diakibatkan oleh kebiasaan makan yang kurang sehat dan kurang berolahraga. Delapan kiat sederhana berikut mudah-mudahan berguna untuk mengatasinya.
Menurut F.G. Winarno, ilmuwan senior dari IPB, menjaga beratbadan yang sehat seharusnya sudah dimulai sejak bayi lahir. Bayi harus dijaga agar tidak terlalu gemuk.

Bayi dan anak-anak yang pertumbuhannya lebih dipercayakan kepada pembantu biasanya mengalami pertumbuhan terlalu cepat, salah satu di antaranya adalah terlalu gemuk. Tragisnya, banyak ibu yang justru merasa bahagia melihat anaknya endut sekali. Padahal, anak-anak yang terlalu gemuk akan memiliki sel lemak yang berlipat ganda sejak bayi. Jumlah sel lemak tersebut akan dipertahankan sampai tua. Bila kelak dewasa dan makan terlalu banyak, sel-sel tersebut mudah mengembang. Badan mudah menjadi gemuk dan kelak dapat berkembang menjadi obesitas.

Problem Nasional

Di Amerika Serikat (AS), penanggulangan dan pengobatan terhadap gejala obesitas ternyata sangat sulit dilakukan. Kadar kegagalannya sekitar 90-95 persen. Padahal, hasil penelitian yang dilakukan National Obesity Forum menunjukkan bahwa berdasarkan penelitian psikologi, anak-anak yang kegemukan memiliki kecenderungan angka lebih rendah terhadap kebahagiaan, kepuasan, dan kepercayaan diri dibandingkan dengan anak yang sehat dan langsing.

Tak seperti di Indonesia yang belum menjadi masalah nasional, para aktivis kesehatan di AS
mengampanyekan agar segera dilakukan tindakan nyata untuk mengatasi peningkatan kasus obesitas atau kegemukan. Apalagi setelah muncul laporan bahwa kondisi kegemukan di dunia telah mencapai tingkat yang membahayakan.

Dalam data National Obesity Forum disebutkan bahwa kegemukan saat ini menyumbangkan hingga 30.000 kematian per tahun, demikian pemberitaan situs internet Gloria Cyber Ministries. Ian Campbell, ketua National Obesity Forum, mengatakan, "Kegemukan adalah salah satu masalah besar dan banyak dokter yang enggan untuk menyisihkan waktu dan energi mereka untuk mengendalikan angka kegemukan ini."

Kata Campbell, ada banyak alasan untuk masalah ini. Misalnya, banyak dokter yang belum menerima atau mengerti bahwa kegemukan termasuk juga salah satu penyakit serius. Kasus kegemukan juga menjadi masalah besar terutama pada anak-anak di negara yang ekonominya sudah maju atau berkembang. Di Singapura misalnya, 13 persen anak-anak usia sekolah (6-12 tahun) mengalami kegemukan atau obesitas. Keadaan yang sama terjadi di Malaysia, Hong Kong, dan juga dialami masyarakat Indonesia di daerah perkotaan yang makmur.

Jika langkah-langkah nyata untuk mengatasi kegemukan itu tak dilakukan, diperkirakan satu dari lima pria dan sekitar seperempat dari seluruh wanita yang ada dapat mengalami kegemukan dalam tiga tahun mendatang. Prof. Philip James, Ketua The International Obesity TaskForce, mengatakan hal paling penting adalah mengatasi kegemukan di usia anak-anak dengan segera.
Memicu Osteoporosis
David Ludwig dari rumah sakit anak-anak di Boston, seperti dikutip Reuters, menemukan bahwa 57 persen anak-anak mengonsumsi minuman ringan di hampir setiap hidangan. Dampaknya, mereka menjadi kekurangan kalsium.

Suatu penelitian yang diterbitkan pada Februari 2001 misalnya, menemukan anak-anak perempuan yang meminum banyak soda akan kekurangan kalsium. Dampaknya, mereka akan mengalami osteoporosis di masa tua. Untuk menghindarkan diri dari kecenderungan menjadi gemuk perlu diingat bahwa lemak di piring kita sebagian besar akan disimpan menjadi lemak di dalam tubuh. Dengan demikian, tubuh dapat menjadi cepat gemuk.

No comments:

Post a Comment